Hidup ini tiada sunyi dari ujian, susah dan senang, suka dan duka datang silih berganti. Barang siapa saja mengira bahwa hidup ini senang semata, suka semata, dan mewah semata atau menduga sebaliknya iaitu susah semata, sukar terus menerus dan sempit selamanya, sudah pasti sangkaan dan dugaan itu salah belaka. Itulah rupanya seni hidup, SUNNATULLAH pada alam ini.
ALLAH SWT, memerintahkan kepada malaikat malaikatNYA untuk memberikan pelbagai cubaan dan ujian kepada manusia. Dengan hadirnya ujian itu ALLAH berkehendak mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati hambaNya, sebagaimana yang tertera dalam hadis Qudsi:
"ALLAH berfirman kepada malaikat malaikat-NYA: Pergilah kepada hamba-KU. Lalu timpahkanlah bermacam-macam ujian kerana AKU ingin mendengar suaranya". (HR.Thabrani)
Begitupun orang beriman, juga tidak luput dari ujian. Tujuannya tidak lain untuk mengukur kadar keimanan seseorang, di samping tentunya untuk mengetahui apakah orang tersebut benar benar beriman secara tulus atau sekadar dusta belaka.
Hal ini ditegaskan ALLAH dalam al-Quran pada surah Al-Ankabut ayat 2-3:
"Apakah Manusia mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan, kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang orang sebelum mereka, dan benar-benar ALLAH mengetahui orang orang yang benar dan mengetahui pula orang orang yang dusta".
Perlu diketahui, ujian yang datang tidak semata berwujud kesusahan dan kesakitan, tetapi terkadang hadir dalam bentuk kesenangan dan kekayaan, sebagaimana termaktub dalam AL-QURAN surah Al-Anbiyah ayat 35:
"Dan Kami uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cubaan,dan kepada Kamilah kalian kembali".
Dalam kenyataan hidup, ujian berupa kesenangan dan kekayaan lebih berat daripada ujian berupa kesusahan. Betapa banyak orang yang memperoleh kekayaan tapi ia menyebabkan kecelakaan baginya. Kekayaan seperti itu menjadi ujian bagi dirinya.
Demikian juga dapat kita saksikan orang yang di uji dengan kekuasaan,kemegahan dan lain lain.
Hal ini sebenarnya telah di peringatkan ALLAH dalam surah Al-Alaq ayat 6 – 8:
"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar benar melampaui batas dikala mengangap dirinya serba cukup, sesungguhnya hanya kepada Tuhan-mu lah tempat kembali".
Dalam sebuah hadis, Rasulullah s.a.w menegaskan:
"Demi ALLAH, bukanlah kefakiran dan kemiskinan yang akan aku khuatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khuatir (jika) kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana telah diberikan kepada orang orang sebelum kalian, lalu kalian bergelumang dalam kemewahan itu sehingga kalian binasa, sebagaimana mereka bergelumang dan binasa pula".(HR.Bukhari)
Dalam rangka melihat kelapangan hati manusia untuk menerima qada' dan qadar-Nya. Allah terkadang menguji pada fizikal, seperti penyakit atau kecelakaan. Dan ujian macam ini adalah yang paling ringan bagi manusia. Seandainya manusia sabar dalam menerima ujian itu,ditetapkan atasnya pahala dan dihapuskan sebagian dosanya,lalu diangkatlah darjatnya. Maka jadilah ujian itu nikmat baginya. ALLAH s.w.t berfirman dalam surat Al-Imran ayat 14:
"Telah dihiaskan kepada manusia kecintaan akan hawa nafsu berupa wanita, anak, berpikul-pikul harta benda berupa emas dan perak, kuda pilihan(kendaraan), binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, pada hal ALLAH memiliki tempat kembali yang baik".
Bagi kaum lelaki, ujian terberat adalah kaum wanita.Nabi bersabda:
"Sepeninggalanku, tiadalah ujian yang paling berbahaya bagi kaum lelaki kecuali golongan kaum wanita". (HR Bukhori).
Dalam memberikan ujian kepada hamba-NYA, ALLAH selalu mempertimbangkan kadar iman yang ada pada hambanya tersebut.
Semakin baik imannya,semakin berat pula ujiannya,sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w.
"Tingkat berat ringannya ujian di sesuaikan dengan kedudukan manusia itu sendiri. Orang yang banyak mendapat ujian itu adalah para nabi, kemudian baru yang lebih dekat darjatnya kepada mereka yang berurutan secara bertingkat. Orang diuji menurut tingkat ketaatannya kepada agama. Jika dia sangat kuat dalam agamanya, maka sangat kuat pula ujian baginya, dan jika lemah dalam agamanya, diuji pula oleh ALLAH sesuai dengan tingkat ketaatan kepada agamanya. Demikian bala dan ujian itu senantiasa ditimpahkan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa dosa apapun". (HR.Turmuzi)
Adapun tujuan umum diberikanya ujian kepada manusia adalah:
- Pertama
Membersihkan dan memilih mana orang mukmin sejati, mana yang munafik.
- Kedua
Mengangkat darjat dan menghapuskan dosa.
- Ketiga
Membentuk keperibadian, sehingga menjadi pembela kebenaran sejati.
"YA ALLAH, Andainya Engkau mentakdirkan kami termasuk di dalam golongan yang berbahagia di akhirat kelak, Kau kekalkan kami di situ. Namun andainya Engkau takdirkan kami termasuk dalam golongan yang celaka, Kau hapuskanlah takdir tersebut dan masukkan lah kami ke dalam golongan yang berbahagia. Hanya Engkau yang mampu mengubah dan menetap takdir hidup kami dan sesungguhnya di sisi-Mu adalah Ummul Kitab".
Wallahua'lam.
Diedit daripada Sumber http://bismillahhirohmanirrohim.blogspot.com/2008/02/ujian-iman.html
1 comment:
Assalam mu'allaikum.Wr.Wb
terima kasih ukhti, sudah mendakwahkan tulisan ana ini, moga bermanfaat bagi kita dan umat, teriring salam Silaturahmi, tetap jaga ukhuwah
Post a Comment